Jelaskan strategi dakwah rasulullah di madinah​

Jawaban:

Strategi Dakwah Rasulullah SAW di Madinah.

Setelah dakwah di Makkah terasa sempit bagi dakwah Rasulullah SAW, Madinah menjadi ruang dakwah baru bagi beliau. Sebenarnya, ketika Rasulullah SAW hijrah ke Madinah, sudah banyak penduduk Madinah yang memeluk Islam atau yang kemudian dikenal dengan kaum Anshar. Namun, Madinah tetaplah sebuah wilayah dengan ragam suku dan kultur masyarakat sehingga Rasulullah SAW mempunyai berbagai langkah dan strategi dalam mewujudkan kesuksesan dakwahnya.

Berikut adalah beberapa strategi dakwah Rasulullah SAW di Madinah.

1 . Mendirikan masjid Nabawi yang berfungsi sebagai tempat ibadah, pusat kegiatan dakwah, pemerintahan, bermusyawarah dan lain sebagainya. Pembangunan masjid Nabawi dilakukan dengan bahu – membahu karena Rasulullah ingin mengajarkan arti sebuah persaudaraan dan semangat persamaan antar umat manusia.

2 . Mempersaudarakan kaum Muhajirin dan Anshar. Rasulullah Saw menjadikan Ali bin Abi Thalib sebagai saudara Nabi SAW sendiri, lalu Abu Bakar disaudarakan dengan Kharijah Ibnu Zuhair, Ja’far Ibnu Abi Thalib disaudarakan dengan Mu’adz bin Jabal.

3 . Menciptakan perdamaian antar suku, terutama bagi suku Aus dan Khazraj yang telah berlangsung lama dan belum ada penyelesaiannya karena pertikaian akan membuat dakwah sulit diterima.

4 . Mengadakan perjanjian dengan orang – orang Yahudi di Madinah dan berbagai elemen penting yang ada di Madinah (Piagam Madinah) yang ditulis pada tahun 623 M atau tahun ke – 2 H.

Beberapa poin penting yang ada dalam Piagam Madinah adalah :

• Kaum Muslimin dan Kaum Yahudi hidup secara damai, bebas memeluk dan menjalankan ajaran agamanya masing – masing.

• Apabila salah satu pihak diperangi musuh, maka mereka wajib membantu pihak yang diserang. Di antara mereka saling mengingatkan, dan saling berbuat kebaikan, serta tidak akan saling berbuat kejahatan.

• Kaum muslimin dan Yahudi wajib saling menolong dalam melaksanakan kewajiban untuk kepentingan bersama.

• Nabi Muhammad SAW adalah pemimpin umum untuk seluruh penduduk Madinah. Bila terjadi perselisihan di antara kaum muslimin dengan kaum Yahudi, maka penyelesaiannya dikembalikan kepada Nabi sebagai pemimpin tertinggi di Madinah.

5. Membangun pranata sosial dan pemerintahan.

Termaktub dalam Piagam Madinah, Rasulullah SAW berdakwah di Madinah bukan hanya sebagai penyampai risalah wahyu dari Allah SWT, tetapi juga sebagai pemimpin negara. Sebagaimana diungkapkan oleh Bernard Lewis dalam The Middle East, bahwa Rasulullah SAW di Madinah juga sebagai seorang penguasa yang menjalankan kekuasaan politik dan militer, sekaligus pemimpin keagamaan.

Bagikan Jawaban

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *